Aku Mau Karena Pilihan-Mu

"Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS. Al-baqarah : 38)

Hidup ini penuh dengan serba kemungkinan. Begitulah kira-kira yang tercetus dalam wacana masyarakat kita. Namun, bagi orang-orang yang beriman dan tawakal kepada Allah, memandang bahwa hidup ini adalah menjalankan naskah yang telah diprintahkan oleh sang sutradara, as the pupet on the stage, yang tidak akan pernah salah serta keliru dalam menentukan dan menakar kadar. Dialah Allah Rabbul Alamin.

Siapakah yang dapat menentukan, memilih, menjadikan, dan menakdirkan? Atau siapakah yang tidak akan pernah salah dalam memberikan pilihan? Tentu Allah swt. Yang Maha Mengetahui semua perkara, baik urusan zahir maupn batin, baik di daratan maupun di lautan. Yang sudah terjadi, maupun yang belum terjadi. Sehingga, orang-orang yang beriman diprintahkan untuk memasrahkan smua persoalan hidupnya hanya pada Allah. Karena, orang-orang yang memasrahkan urusannya hanya kepada Allah-lah maka Dia akan mencukupkan dan memberikan keutamaan-nya.

"Seandainya tempo hari aku melakukan ini, niscaya begini-begini. Atau seandainya aku pilih si fulan bin fulan, tentu tidak seperti ini" ucapan-ucapan seperti ini sebenarnya adalah buah dari terlalu mengandalkan pikiran dan mengikuti hawa nafsu. Atau karena kurannya rasa tawakal kepada Allah swt. Sehingga Rasulullah saw. melarang untuk mengatkan hal seperti demikian.

Rasulullah saw. selalu memerintahkan untuk menanyakan dan memasrahkan semua urusan hanya kepada Allah, dan supaya urusan tersebut tidak dipasrahkan kepada diri kita walau hanya sekejap mata. Untuk itu, tanyakanlah kepada Allah swt. Setiap kita mau melakukan sesuatu atau memilih sesuatu. Rasulullah saw. mengajarkan kepad sahabat-sahabanya untuk melakukan shalat Istikharah dalam menghadapi semua perkara. Karena sesatu urusan tidak akan rugi dan menyesal manakala dikerjakan dengan Istikharah dan musyawarah.

"Kenalilah oleh kalian siapa sebenarnya Allah, pasti hidupmu tdk akan pernah sengsara. Tanyakanlah kepad-Nya setiap sebelum mengambil keputusan, maka pastilah tidak akan menyesal. Perteballah rasa tawakkal, pasti Dia akan mencukupkan"

Janganlah anda angkat (ajukan) kepad selain Allah sesuatu hajat atau keperluan dimana (Allah swt) yang mendatangkan hajat itu atasmu.

Ustad Yusuf Mansur sering menjelaskan bagaimana mencari pertolongan dengan melibatkan Allah swt.

1. Kita mencari kesembuhan, bukan mencari Allah. Maka kesembuhan pun susah kita dapatkan. Walaupun kesembuhan itu kita dapatkan, biasanya kita akan melenglang lupa lagi seakan-akan kita tidak pernah sakit.
2. Kita mencari pekerjaan, bukan mencari Allah. Maka pekerjaanpun susah kita dapatkan. Walaupun pekerjaan kita dapatkan, kita akan mudah melanggang lupa diri, seolah lupa pernah menganggur. 
3. Kita mencari rezeki, bukan mencari Allah. Sehingga, banyak ditemukan orang-orang yang bersusah payah mencari rezeki. Bersusah payah bukan saja harus dartikan susah mencariya, mlainkan juga bersusah payah harus mengambil di kolam haram. 
4. Kita mencari jodoh, bukan mencari Allah. Sehingga, jodohpun susah ditemukan. Walaupun jodoh ditemukan, maka akan menyesal di kemudian hari karena pilihan hawa nafsu, bukan pilihan Allah.

Sungguh betapa indah jka setiap malam digunakan hanya untuk bermunajat pada Allah. Tanyaknlah setiap persoalan hidup, mintalah untuk dicarikan dan atau dipilihkan oleh-Nya, karena tidak akan pernah rugi dan menyesal jika menanyakan kepad-Nya. Dia Mahatahu terhadap perkara yang zahir dan yang batin, yang tampak dan yang tersembunyi, Dia Maha Mengetahui yang lalu dan yang akan datang.

sumber : Buku (Jangan takut, Allah bersama kita)