Kepergian sang pelindung besar, Abu Thalib dan Khadijah, hanya berselang tiga hari.
Rasulullah lagi-lagi hidup sendiri, sebatang kara.
" Perkara yang mana yang harus aku tangisi?" tanyanya kepada orang-orang di sekitarnya.
mereka menyebut tahun itu sebagai "Sanatu'l Hazan", tahun duka cita.
Setelah itu, Rasulullah acap kali memberi perhatian khusus kepada beberapa wanita. Jika ditanya, ia akan menjawab, "Wanita ini adalah teman dekat Khadijah."
Beberapa tahun selelah hijrah, seperti yang juga dijalani rasul-rasul sebelumnya, Rasulullah kembali ke kotanya sebagai Pembebas Mekkah. Dan di sana, Rasulullah hendak memdirikan markas besar pasukan tepat di seberang Gunung Hajun.
"Khadijah, Khadijah sedang berbaring di sini...", demikian beliau akan memberi jawaban jika ditanya sebabnya.
Kemudian, suatu hari, dengan penuh kesedihan, Rasulullah menggoreskan empat buah garis ke tanah dengan cabag pohon kurma.
"Tahukah kalian apa arti empat garis ini?"
"Rasul Allah pastilah tahu yang sebenar-benarnya," jawab mereka.
"Empat garis ini menggambarkan empat wanita ahli surga yang paling mulia.
Khadijah putri Khuwailid.
Fatimah putri Muhammad.
Istri Firaun, putri Mudzahim, Asiyah.
Dan Maryam, putri Imran.
Semoga Allah meridai mereka..."
Sumber : Novel "Khadijah : Ketika Rahasia Mim Tersingkap"
0 komentar: